SELAMAT DATANG DI DUNIA SAYA

Dunia saya adalah tentang apa yang saya sukai dan menyukai saya;...

Senin, 27 Agustus 2012

Tanpa Syair

Ia berhenti meminang kata. Lalu memungut sebiji jagung. Menguburnya tak dalam, hingga ia bisa  melihat tunasnya dalam sepekan.

Ia berhenti bersyair. Lalu menyematnya dalam hati.  Bernyanyi di tempat sepi.

:: Tentang sesuatu yang tak ingin diucapkan, tapi ingin dimengerti. Celakanya tak ada yang lebih mengerti dari dirinya sendiri.

MK, Gumelar, 27082012

Jumat, 24 Agustus 2012

Mungkin

Sekali lagi aku melirik album bersampul merah jambu, tergeletak tak jauh dari rak sepatu. Milikmu. Mungkin persembahan, atau sebuah alarm yang akan mengingatkanmu tentang sesuatu. Dibaca mengenang. Sekali lagi aku tertarik membukanya. Karena segala sesuatu tentangmu aku ingin tahu. Padahal aku tahu pasti mungkin aku pun akan terluka karenanya. Tapi masih saja aku menikmati sensasinya, perih.


Tak ada aku di dalamnya. Aku ingin kau membakarnya, tanpa kuminta. Apakah kau kuasa? Ah mungkin kau tidak mungkin melakukannya. Karena mungkin kau tak bisa bertahan tanpa mengenangnya. Seperti aku tak bisa bertahan tanpa dirimu. Apakah aku harus berterimakasih pada album ini? Entahlah. Tunggu waktu hingga mungkin aku akan lenyap dan mengabu.


Suatu hari mungkin kau akan membuatkan album serupa untuk mengingatku. Mungkin...


MK,Gumelar 24/08/2012


Rabu, 15 Agustus 2012

Feel Good

Yey, masih tentang lagu. Barusan saya pesen lagu di radio Dianswara Purwokerto, lagunya Savage Garden yang berjudul I knew I love you before I meet you. Lagu merdu mendayu bikin adem. Sebenarnya secara kebetulan saja saya request lagu. Saya lihat status yang diposting lewat FB oleh penyiar di radio tersebut yang ternyata muterin lagu nostalgia. So saya memang suka lagu tersebut dari jaman SMP. Dulu lagu itulah yang membangunkan saya setiap pagi pada acara pagi sebuah stasiun radio swasta di Cilacap " Radio Wijaya". Dulu saya suka sekali mendengarkan siaran radio terutama yang muter lagu-lagu fresh realease. Dan yang terpenting adalah serial sandiwara radio.

Kembali ke tema di atas "Feel good", saya memang sedang senang entah kenapa, padahal hari-hari saya di rumah pun hampir serupa dengan hal-hal sama. Tadi pas lagu pesanan saya diputar di radio eh bapak saya keluar bawa mangkok berisi mie rebus dari dapur buat saya. Ternyata beliau masak mie rebus. How good my father is. He always be my great father ever after,Thanks God.

Selasa, 14 Agustus 2012

Enjoy the Songs

Aku tahu aku takkan bisa
jadi seperti yang kau minta

Hehe itu lirik lagu milik Almarhum Crisye yang berjudul "Seperti yang Kau Minta" tidak ada masalah dengan lagu ini hanya kebetulan saya sedang mendengar lagu itu. Belakangan saya sedang mengadakan survei untuk diri saya sendiri seberapa besar pengaruh lagu bagi mood seseorang. Kenyataanya saya merasa cukup nyaman dengan lagu yang slow. Meskipin saya juga menyukai lagu-lagu keras milik U2, Linkin Park dan lagu rock lainnya. 

Belakangan saya enjoy saja dengan apa yang saya dengar. Tapi setelah beberapa kali mengganti-ganti list lagu saya mulai menemukan perbedaan mood yang saya dengar.

Terimakasih buat orang yang paling mengerti dan menyayangi saya. You know who and how I really am.

MK Gumelar 14/08/2012

Kamis, 09 Agustus 2012

Kerja Keras

...
Dan masanya telah tiba
bunga-bunga kuncup menampakan kisahnya
bila tiba waktunya maka ia akan mekar
meskipun mungkin ia gugur sebelum menjadi buah

Dan ia bahagia, telah melakukan tugasnya dengan sempurna

MK, Gumelar 09/08/2012

Selasa, 07 Agustus 2012

Ketergantungan

Anda mungkin sangat mengenal kisah antara kerbau dan burung pipit. Karena jaman saya dahulu sudah mengenal kisah ini sejak kelas 3 SD pelajaran IPA. Simbiosis mutualisme sebuah proses saling menguntungkan.

Pernahkah Anda secara tiba-tiba melupakan sesuatu atau beberapa hal secara mendadak? Seperti kemarin pagi, dengan tiba-tiba saya lupa pin ATM saya sendiri. Sangat mengherankan. Padahal beberapa hari sebelumnya saya sudah melakukan transaksi dengan ATM tersebut. Sehingga terpaksa saya harus mengganti ATM saya karena sudah tidak bisa dipakai. Ada lagi kisah yang sangat mengejutkan saat berwudhu tiba-tiba saya lupa urutannya, padahal saya setiap hari pun melakukannya. Sejak saat itu saya mulai menjauhi komputer dan hal tak penting. sehingga pikiran jadi lebih santai.

Ketergantungan terhadap media on line seperti FB dan sebagainya, sepertinya sudah sangat umum. Karena hampir sebagian anak muda, orang tua sekalipun memiliki akun di FB. Namun secara tidak sadar apa yang terjadi di FB pun mampu mempengaruhi jalan pikiran kita. Seperti halnya saat kita membaca berbagai ragam postingan baik status, note, foto ataupun perdebatan baik positif ataupun negatif, baik ringan hingga filsafat dan politik. Secara langsung ataupun tidak hal-hal tersebut akan menambah beban pikiran kita sendiri yang pada dasarnya memang sudah terlalu banyak bahan yang harus dipikirkan.

Sehingga sebaiknya kita mulai memilah mana yang penting dan tidak buat kita. Terkadang kita berpikir memiliki akun facebook sekedar untuk mendapatkan hiburan dan refreshing. Kalau secara tiba-tiba kita justru menjadi merasa kesal terhadap sesuatu yang ada di dalamnya. Maka facebook bukan lagi menjadi sarana hiburan. Dan menurut saya bukan hanya dari FB saja. Masih banyak media on line lainya.

Seseorang yang paling dekat dengan saya selalu mengingatkan, "... Gunakan media tersebut seperlunya." Meskipun media tersebut juga sudah banyak membantu banyak kalangan misalnya untuk pemasaran barang atau sekedarmencari teman. Maka pandai-pandailah menjaga pikiran dan menempatkan sesuatu media pada tempatnya.


MK.Gumelar 07/08/2012

Minggu, 05 Agustus 2012

Tentang Sastra (Koneksi, Uang atau Kualitas?)

Ditanya sastra itu apa? saya sendiri tidak pernah ingin tahu dengan detail. Seingat saya dulu, menjadi seorang penulis sepertinya sangat sulit apa lagi sampai menerbitkan buku rasanya sangat istimewa. Menjadi penulis best seller itu luar biasa. Saya selalu merasa kagum dengan orang-orang yang pandai menulis.Sepertinya itu adalah profesi yang sangat mulia dan butuh kecerdasan ekstra.

Pada tahun 2007 bulan 07 tanggal 11 secara tidak sengaja saya menemukan sebuah situs menulis on line www.kemudian.com di Wikipedia, dengan keterangan sebuah situs komunitas penulis amatir terbesar. Karena penasaran saya mengklik link tersebut dan registrasi dengan username bl09on, sampai sekarang. Saya merasa senang berada disana, belajar puisi, cerita dan saling memberi point serta komentar pada karya yang diposting oleh membernya. Dulu saya sering dapat point 4 daripara senior. Tentu karena memang kualitas tulisan saya yang memang masih sangat buruk. Tentang EyD, tanda baca dan pembentukan karakter yang masih sangat dangkal, tidak membuat saya berhenti untuk terus menulis. Padahal waktu itu saya tidak pernah berniat untuk jadi seorang penulis apalagi menerbitkan buku. Beruntung saya mengenal orang-orang yang sangat baik yang mau berbagi ilmu, Sefryana  Khairil, Adryan Achyar, Dadan Erlangga, Hara Hope dan Windry Ramadhina, Shinichi Kudo adalah sahabat saya yang dengan telaten mengajari  melalui yahoo messenger. Sekarang saya sudah banyak mengenal penulis hamble yang berkualitas dan tidak pelit membagi ilmunya, Pak Maman S Mahayana, Christian Simamora, Wa Ode Wulan Ratna dan masih banyak lagi. Saya sangat senang karena mereka memang sudah jauh lebih jago soal menulis tapi mau mengajari saya dari nol. Bahkan penggunaan tanda (") sekalipun.

Pada akhir tahun 2009 saya mulai aktif lagi menulis sejak membuat akun FB yang sejak pertama hingga saat ini belum pernah saya ganti namanya Minie Kholik, saya sering membuat tulisan iseng lalu saya tag ke teman-teman FB saya yang memang masih sangat sedikit, tapi terasa sangat akrab dan sering ngobrol di status masing-masing. Beruntung mereka adalah orang-orang yang  memang memiliki banyak ilmu yang bisa saya serap dalam bidang apapun. Ahli seni, pemuka Agama , Pengusaha, Guru, dan banyak lagi.

Pada hari  buku sedunia tahun 2010  saya iseng ikut game cerita estafet yang diadakan oleh GagasMedia  dan saya jadi salah satu pemenangnya. Saya sangat senang bukan karena saya dapat hadiah 3 buku dari Gagas.Tapi dengan begitu saya merasa ada kemajuan dalam tulisan saya. Lalu saya mencoba ikut lomba lagi di event lomba cipta puisi dengan tema luka yang diadakan oleh  Fatamorgana Publisher dan saya pun ikut  jadi pemenang favorit pilihan pemilik publisher tersebut Vasca Vanisa. Lalu  puisi sayapun kembali terpilih dalam event lomba puisi untukdibukukan oleh  penerbit Hasfa Publisher. Saya pun semakin semangat untuk belajar menulis lebih baik hingga saya mendapat tawaran untuk menjadi kontributor di sebuah majalah sekitar 6 bulan. Lalu keluar karena ada beberapa hal. Lalu saya ditawari jadi kontributor disebuah tabloid. Sejak itu saya sibuk menulis dan belajar tentang banyak kekurangan tulisan saya.

Semakin kesini menerbitkan buku itu terasa makin mudah. Tapi justru membuat saya semakin tidak tertarik. Kenapa? karena semakin mudah sesuatu didapatkan maka hal itu tak lagi menarik.  Saya tidak menyepelekan apapun dan siapapun. Jelas semua penulis memiliki kelebihan dan kekurangan yang sangat berbeda. Tapi dalam pengamatan saya justru banyak yang menulis demi mendapat gelar penulis. Tidak peduli kalau harus menguras kantong sendiri. Sedangkan untuk pemasaran adalah sistim koneksi, siapa yang bisa mencari teman sebanyak-banyaknya maka bukunya laku sebanyak teman yang ia punya. Lalu kualitas jadi nomer sekiannya. Dan buku yang benar-benar berkualitas justru tidak sampai ke pembacanya.

Sepertinya dunia sastra sudah menjadi ladang bisnis bagi yang bisa memanfaatkannya. Dan saya kurang menyukai hal ini. Karena itulah saya belum tertarik untuk menggunakan uang saya untuk menerbitkan buku. Saya justru lebih tertantang untuk memasuki penerbit mayor dengan mengandalkan kualitas. Meskipun saya sering dengar ada penerbit besar yang bersedia menerbitkan buku seseorang jika mau membayar sekian juta. Lalu apa tujuan orang itu menulis?

Saya juga miris saat membaca sebuah karya yang menurut biografi yang tertera beliau sudah biasa malang melintang di dunia penulisan seorang script writer beberapa cerita televisi dan sudah menerbitkan beberapa buku meskipun bukan dari penerbit besar. Yang saya sayangkan adalah kualitas tulisannya. Yang memang menurut pengakuannya hanya butuh beberapa hari, What?   keren ya? NO. Bahkan cerita yang dibuatnya mentah menurut penilaian saya yang masih awam sastra. Lalu bagaimana limpahan pujian dari pengamat, pereview tulisan-tulisan itu? Jadi apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia seni, dunia satra di Indonesia? Koneksi, Uang , atau Kualitas?

Maka lihatlah hasil dari negara ini sekarang.  Jika segalanya didasarkan atas koneksi dan uang...

Semua tulisan ini adalah hasil pengamatan saya sendiri yang memang awam dan sangat sedikit pengetahuan tentang penulisan.

MK, Gumelar 04 Agustus 2012