SELAMAT DATANG DI DUNIA SAYA

Dunia saya adalah tentang apa yang saya sukai dan menyukai saya;...

Kamis, 23 Desember 2010

"Oek," Tangisan Orok

Bola mata kecilku kini mulai berputar menyaksikan bayangan-bayangan yang ada di sekelilingku.

"Oek..." adalah satu-satunya jenis kata yang baru bisa keluar dari katupan kedua bibir mungilku.

Satu kata sederhana yang mungkin sulit untuk dicerna bagi yang mendengarnya, dan tidak jarang pusing dalam mengartikanya.

Di bawah benderangnya lampu warna-warni yang ada di atas sana, di tengah hiruk pikuknya perempatan jalan raya, bola mataku hanya bisa berputar menikmati anugerah-Nya.

Bunda terimakasih engkau selalu membawaku kemanapun kau langkahkan kaki. Aku selalu kau dekap dalam kehangatan aroma kasih sayang dari dalam tubuhmu.

Tapi bunda tidakkah kau dengar suara tangisku ini?

Bunda... Ayo pulang kenapa kita harus di sini, kenapa kita harus menunggu setiap kendaraan berhenti. Bunda.. kenapa orang-orang itu menaruh sekeping logam di atas telapak tanganmu?

Pulanglah bunda.. bola mataku telah lelah menyaksikan hiruk-pikuk kota ini, bunda aku ingin hanyut dan terlelap dalam buaian kidung penghantar tidur, bukan buaian belas kasihan dari setiap penikmat jalan.

Bunda.. mainan mobil-mobilan ini terlalu besar bagiku, lampu warna-warni lalulintas itu terlalu tinggi untukku, hembusan angin lembut itu terlalu keras menampar kulit lembutku bunda...

Bunda pulanglah, aku ingin aroma susu, tapi kenapa di sini aromanya berbeda? kenapa susu yang ku kecap beraroma menyengat?

Oh ... tidak, ternyata aku salah rasa, rasa nikmat susu yang kau alirkan dalam tubuhku kini bercampur dengan aroma alkohol dari om pemabuk diatas mobil-mobilan besar itu.

"Dasar pengemis." Sakit bunda, kalimat itu terlontar dari mereka yang sedang terbahak di atas mercy-nya.

"Aduh kasihan banget," kejam terasa, bunda telingaku belum rela untuk dikasihani.

Bunda.. pulanglah biarkan aku besar dari keringatmu, kemana ayahku yang perkasa dan berotot.

Allah bersama kita, ijinkan aku bunda...
andai aku besar nanti aku berjanji , akan kuhapus air matamu dengan kedua tanganku ini. Biarkan kedua lengan ini menggantikan peluh yang mengalir dari dalam tubuhmu.

###
Ini hanya bentuk protes saya terhadap Ibu- ibu yang membawa anak-anaknya untuk jadi peminta. Bukan saya tidak peka tapi saya tidak setuju dengan cara mereka.

Perempatan lampu merah,Jl. percetakan negara, jak-pus, 01;35 ,1 september 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar