SELAMAT DATANG DI DUNIA SAYA

Dunia saya adalah tentang apa yang saya sukai dan menyukai saya;...

Jumat, 25 Maret 2011

Baik itu Baik...

Baik itu Baik...
 Oleh Minie Kholik

Seorang lelaki yang berusia senja melangkah pergi meninggalkan kamar beraroma lisol  setelah  meninggalkan senyum ke arahku terlebih dulu. Lelaki  itu adalah kakekku, mantan suami dari nenekku  yang saat ini terbaring di atas ranjang berwarna krem dengan variasi beberapa garis  vertikal coklat tua di bagian tengahnya. Sudah beberapa kali dalam sebulan ini beliau datang menjenguk nenek. Aku menatap lekat wanita yang berjalan disampingnya, meskipun sudah tua dia terlihat segar dengan porsi tubuh subur. Seandainya nenekku tidak sakit mungkin lebih cantik dari dirinya, dia adalah istri kedua kakekku yang juga kupanggil nenek. Toh, beliau juga baik padaku dan juga seluruh keluarga. Dan aku tidak perlu membencinya karena dia telah memberikan kebahagiaan pada kakek. Padahal 40 tahun silam mereka sempat dijodohkan tapi kakek menolak karena lebih mencintai kekasihnya yaitu nenekku yang sedang sakit itu. Tapi Allah berkehendak lain ternyata pada akhirnya mereka disatukan juga.

"Kau harus menikah dengan lelaki yang benar-benar mencintaimu, Maya" ucapan tanteku barusan, mengalihkan perhatianku dari dua sosok yang keluar tadi. Sepertinya Tante Fatma tahu kalau aku sedang berpikir tentang kakek dan nenek.

"Saya selalu berpikir bagaimana menjadi istri yang baik, tapi tidak tahu bagaimana cara mendapatkan suami yang baik, Tante," Ungkapanku  itu terdengar lebih seperti curhat.

"Yah, kau benar. Kau lihat Eyangmu,  dulu mereka menikah karena saling mencintai. Bahkan rela melarikan diri dari rumah demi eyang kakungmu itu..." kupandangi wajah  yang sedang tertidur lalu beralih ke arah wanita muda yang selalu terlihat rapi dan cantik. Dengan kecantikan yang ia miliki telah dengan mudah ia mendapatkan Om Reza, seorang pengusaha dari keluarga terhormat.Tante Fatma menuang air minum ke dalam gelas lalu meneguknya. "...tapi kau lihat buktinya sekarang. Dia menikah lagi karena Eyang Putri sudah lumpuh, you see?" lanjutnya.

Bisa kutangkap nada kekecewaan dari ucapannya. Yah, nenekku sekarang sudah lumpuh karena struk sejak 17 tahun lalu. Ah, lalu lelaki seperti apakah yang sanggup diandalkan? lalu bagaimanakah perjalanan hidupku setelah menikah nanti? sepertinya rencana Tuhan jauh lebih kuat untuk diandalkan daripada menerka sesuatu yang belum ketahuan.

"Lalu bagaimana acara pernikahanmu dengan kekasihmu itu, May?"

Aku tersentak dengan pertanyaan Tante Fatma, sedikit gugup aku menjawab "Masih dalam proses persiapan, Tante."
Kekasih? benarkah lelaki itu bisa kuanggap kekasih? bahkan kami bertemupun hanya  sekali. Hanya karena ia putra dari sahabat ayahku maka mereka menganggap lelaki itu paling pantas untukku.

Setidaknya dia tidak seperti Datuk Maringgih karena lelaki itu benar-benar terbaik dari pilihan orang tuaku semoga juga dari Allah. "Wanita yang baik untuk lelaki yang baik," Ucapan bapak selalu menari-nari di otakku, yang memang telah tercantum dalam surat An Nur.Dari kisah pernikahan Nenek dan Kakekku membuat aku berfikir bahwasannya setelah usaha dan do'a biarkan semuanya berjalan seperti kehendak-Nya.

Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (An-Nur :34)


MK, Taipe, 17/02/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar