Kemarin salah satu cucu dari nenek saya ulang tahun yang ke-29. Otomatis dia lebih tua dari saya, jadi saya biasa memanggilnya Cie-cie atau kakak perempuan. Tapi dibalik hari kebahagiaannya itu kami juga sedih hanya sebisa mungkin tidak kami perlihatkan. Apalagi Ayi (tante) ibu dari Cie-cie, beliau bilang "saya mau memasak yang enak buat hari ulang tahunnya." Lalu saya jawab," bukankah masakan ayi tiap hari selalu enak?" Yah, setiap hari beliaulah yang masak untuk kami. Kalau beliau tidak ada maka kemungkinan besar sayapun tidak makan. hehe...bukan apa-apa sih itu karena saya malas masak sendiri, dimakan sendirian. Jadi biaasanya saya akan beli ke mini market.
"Tapi, dokter bilang kalau kemungkinan besar cie--cie ngga akan bertahan lama. Jadi ini ulang tahun terakhirnya."
Deg! dada saya tersentak mendengar ucapan ayi barusan. Saya ingat dua bulan yang lalu cie-cie baru dioperasi kanker di paru-parunya, padahal sebelumnya pun telah melakukan operasi pengangkatan payudara yang juga terserang kanker. Kata dokter kankernya kini telah menyebar. Meski tiap bulan menjalani kemoterapi itu hanya menagurangi rasa sakit tidak menyembuhkan.
Saya dan ayi terdiam sesaat karena nenek saya sedang tidur maka saya pun ikut membantunya mencuci sayur. Tentu saja karena saya memang ngga bisa masak kalaupun bisa mana berani memasak untuk acara seperti ini. Jadilah kemarin hari yang rame di rumah nenek saya karena cucu-cucunya berkumpul. Tapi anehnya nenek saya justru nangis terus entah karena tidak enak badan atau karena sedih. Berhubung beliau tidak bisa bicara kami sekeluarga jadi main tebak-tebakan soal alasan nenek saya yang menangis terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar