Ia berhenti meminang kata. Lalu memungut sebiji jagung. Menguburnya tak dalam, hingga ia bisa melihat tunasnya dalam sepekan.
Ia berhenti bersyair. Lalu menyematnya dalam hati. Bernyanyi di tempat sepi.
:: Tentang sesuatu yang tak ingin diucapkan, tapi ingin dimengerti. Celakanya tak ada yang lebih mengerti dari dirinya sendiri.
MK, Gumelar, 27082012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar