Dua puluh dua tahun dari tahun ini dimana tubuh saya masih diasupi ASI. Ibu sering memasak makanan yang kalau diingat sekarang berasa aneh mungkin malah jijik. Bayangkan saya pernah dibohongi kaki kodok, yang beliau bilang itu paha kaki burung. Alhasil saya pun mau makan sebagai lauk nasi malah ketagihan. :) Padahal kata orang kampung itu untuk obat.
Hari ini rasa sebuah telur yang setengah gosong telah mengingatkan saya pada sosok wanita cantik (iya dong) yang sudah lama tidak saya jumpai wajahnya.
Rasa telur itu mengingatkan saat saya sakit dulu. Ibu menggoreng telur dialasi daun pisang lalu diletakan di atas wajan tanpa minyak. Orang-orang kampung menyebut itu sangan karena terbuat dari tanah. Kalau tidak salah saya terkena penyakit thypus atau tipes. Saya tidak boleh memakan makanan yang banyak mengandung minyak. Dan telur goreng saya yang setengah gosong tadi siang benar-benar membuat saya ingin kembali ke masa lalu. Juga membuat saya yakin betapa berharganya saya buat beliau, saya sering mendapati beliau menangis saat saya sakit, bahkan digendongpun saya menolak karena memang cukup parah. Bahkan ibu menawarkan berbagai macam makanan dan mainan meski saya tahu orang tua saya bukanlah orang kaya yang dilimpahi rizki berlimpah. Demi kesembuhan saya apapun akan disanggupi. Untungnya waktu itu saya bukan anak yang nakal sehingga menginginkan banyak hal saat ditawari. Meskipun saya anak satu-satunya.
Suatu malam saya mendengar suara mangkok yang dipukul sendok, itu menandakan bahwa ada tukang bakso lewat dan saya menginginkannya. Dengan penuh ikhlas, demi saya, bapak saya pun mengejar tukang bakso tadi. Malangnya ternyata bakso itu telah habis. Bapak saya malah beli mie mentah sama tepung. Saya kecewa tapi tidak berani bilang. Beberapa menit kemudian ternyata semangkok mie rebus telah siap di hadapan saya dengan bulatan bulatan yang menyerupai bakso. Ah...itulah bakso versi ibu saya. Karena kebetulan ibu masak cukup banyak akhirnya memanggil tetangga yang kebetulan masih sodara untuk makan bakso tepung bersama-sama. :)
Tulisan ini tidak akan pernah terbaca oleh ibu saya bahkan tidak akan pernah tahu kalau anaknya masih mengingat peristiwa 22 tahun yang lalu. Ibu saya bukan wanita berpendidikan, tapi beliau adalah ibu yang cerdas untuk saya. Beruntung ingatan saya cukup tajam sehingga peristiwa saat saya berusia 3 tahunan saya masih mengingatnya. Karena saya adalah anak ibu saya.
Mama you gave life to me, Turned a baby into a lady, Mama all you had to offer, Was the promise of a lifetime of love, Now I know no other Love like mother’s love. (Celine Dion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar