Ia tetap berdiri mematung di muka bakery, pandangannya menyorot ke arah
sosok perempuan yang sedang sibuk memilih roti kesukaannya. Rambut
wanita itu terurai ke belakang. Ada titik-titik air di bahunya.
Sempat terpikir dirinya akan menjelma jadi hujan agar mampu menyentuh
tubuh ramping itu. Kata, "hai," masih tersimpan di tenggorokan. Seperti
tulang ikan yang tersangkut di kerongkongan. Ingin segera dikeluarkan.
secangkir kopi
remah roti di meja
tertiup angin
MK, Taipei, 15032012
Haiku : dari Sinyo Manteman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar